Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Puisi Kehidupan Bernama O'Brien  

Oleh

image-gnews
Akting Helen Hunt (kiri) dalam film The Sessions. hollywoodnews.com
Akting Helen Hunt (kiri) dalam film The Sessions. hollywoodnews.com
Iklan

THE SESSIONS

Sutradara   : Ben Lewin

Skenario    :  Ben Lewin

Berdasarkan esei penyair dan wartawan Mark O’Brien On Seeing a Sex Surrogate

Pemain   : John Hawkes, Helen Hunt, William. Macy

TEMPO.CO - Dunia seluas langit-langit putih rumahnya. Sunyi, sempit  dan tanpa gerak. Pada usia enam tahun, Mark O’Brien disergap virus polio yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh dan  hampir sehari semalaman dia lebih banyak berbaring di dalam tabung ventilator yang lazim disebut iron lung, alat bantu pernafasan. Dia hanya bisa beberapa jam terbaring bebas dari tabung tersebut, meski ‘bebas’ bagi O’Brien berarti  hanya beberapa jam menikmati matahari di atas tempat tidur dengan bantuan seorang perawat yang datang setiap hari memandikan dan merawatnya.

Pada saat dia sendirian, O’Brien melakukan segalanya dengan mulutnya, termasuk mengetik, memutar telepon dan seterusnya, dimana dia akan menggigit alat yang akan membantunya melakukan itu semua. Dengan keterbatasan gerak seperti itu, O’Brien tetap berhasil menyelesaikan pendidikan di Fakultas Sastra University of California di Berkeley dan dilanjutkan dengan S2 di pendidikan pasca-sarjana jurnalistik Berkeley.

Kisah nyata penyair dan wartawan O’Brien inilah yang diangkat sutradara Ben Lewin,seorang sutradara TV yang juga pernah diserang polio –dan berjalan menggunakan tongkat—menyusul sebuah film dokumenter Breathing Lessons: The Life and Work of Mark O’Brien  karya Jessica Yu yang meraih Film Dokumenter Terbaik Academy Awards 1997.

Film ini dimulai saat O’Brien  (diperankan oleh John Hawkes) yang sudah dikenal sebagai penyair dan wartawan lepas yang gelisah karena pada usia 38 tahun dia belum pernah berhubungan intim. Pengasuhnya mengusulkan agar dia menggunakan seorang ‘surrogate sex’, ini sebuah profesi yang tugasnya memberikan  terapi seks pada seseorang. Isi terapi itu bukan saja sesi perbincangan dengan sang pasien agar dia nyaman, tetapi  bahkan sang terapis akan ‘mengajarkan’ cara berhubungan intim. Tetapi, “saya bukan pelacur, saya seorang terapis seks. Dan saya hanya bisa bertemu denganmu sebanyak enam kali,” kata Cheryl, sang terapis (diperankan Helen Hunt) ‘mendidik’ O’Brien bahwa dia tak perlu meninggalkan duit di atas meja seperti menggunakan seorang pelacur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Maka pertemuan demi pertemuan dimulai untuk membangun rasa percaya dan nyaman, terutama O’Brien bukan hanya tubuhnya yang ringkih, tetapi terlebih lagi karena karena sebegitu lamanya dia tak pernah berhubungan fisik, maka segalanya tak segera lancar.

Film ini tak saja mengisahkan bagaimana akhirnya hubungan ‘profesional’ antara O’Brien dan Cheryl itu akhirnya—mau tak mau—melibatkan emosi, tetapi juga tentang hubungan O’Brien dengan pastur Brendan (William H Macy) yang begitu liberal dan pengertian hingga ketika O’Brien meminta izin untuk berhubungan seks sebelum menikah, sang pastur berpikir keras sebelum akhirnya memberikan persetujuannya.

Aktor John Hawkes yang bukan saja meluruhkan lemak dalam tubuhnya, tetapi juga melatih bahasa tubuh, mimik muka hingga suara parau tinggi hingga segala kerapuhan, kekuatan, kegairahan sekaligus kepedihan hanya bisa terpancar dari wajah dan sorot matanya. Sementara Helen Hunt yang berperan sebagai Cheryl, seorang terapis seks yang dengan tenang dan dingin melaporkan pada tape-recorder tentang ‘kemajuan ‘ fisik dan mental yang diraih pasiennya pada setiap sesi itu perlahan memperlihatkan perkembangan emosi yang menarik. Orgasme yang semula terasa mekanis dan tugas seorang terapis lama-kelamaan tak masuk ke wilayah emosi.

“Apa yang terjadi ketika hati kita mulai melekat?”

Pertanyaan O’Brien itu segera menyadarkan mereka berdua. Pertemuan yang baru empat kali terjadi mereka hentikan atas dasar kesepakatan. Cheryl yang sudah berkeluarga dan O’Brien yang tak ingin merusak hidup orang lain sama-sama tahu terapi ini harus diputus.

Meski ada kesan formulaik—bagaimana seseorang yang tak sempurna secara fisik begitu semangat mengatasi keterbatasannya—tetapi  Sutradara Ben Lewin jelas ingin sekali membuat film ini dengan dengan ringan, dengan nada optimistik. Akhir film ini yang diberi narasi puisi O’Brien saat dia akhirnya wafat adalah adegan yang menyentuh sekaligus mengirim semangat pencerahan tentang hidup seseorang yang sangat menghargai hidup sepenuhnya.

LEILA S. CHUDORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

8 jam lalu

Ryan Gosling dalam film The Fall Guy. Dok. Universal Pictures
Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024


Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

1 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

7 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

8 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

9 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

12 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

14 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

15 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

16 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

17 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.