Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Museum Narsisisme di Hollywood

Oleh

image-gnews
The Bling Ring. teaser-trailer.com
The Bling Ring. teaser-trailer.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah film Sofia Coppola yang diangkat dari serangkaian peristiwa nyata. Sekelompok remaja perampok rumah orang terkenal di Hollywood beroperasi dengan mudah.

Konon semua kegilaan ini dimulai seperti kenakalan remaja. Tapi benarkah menggerayang, mencuri, kemudian berkembang menjadi merampok bisa dianggap “sekadar” kenakalan remaja?

Nama-nama Rachel Lee, Nick Prugo, Alexis Neiers, Diana Tamayo, Courtney Ames, dan Johnny Ajar pada 2009 tiba-tiba meledak di berbagai media Amerika sebagai “anggota” Bling Ring atau dikenal juga sebagai Hollywood Hills Burglar Bunch atau The Burglar Bunch. Hollywood geger (yang artinya penggemar berita hiburan di seluruh penjuru dunia lantas ikut geger).

Kelompok remaja SMA kelas atas Los Angeles ini anak-anak orang kaya. Mereka tak beres sekolahnya (rata-rata dikeluarkan, lalu masuk sekolah berstandar rendah, kemudian dikeluarkan pula dari sekolah ini). Ada yang sekolah-sekolahan. Yang mengejutkan, berkali-kali mereka menggerayang hingga merampok rumah selebritas kaya raya, seperti Paris Hilton, Orlando Bloom, Rachel Bilson, Megan Fox, dan Lindsay Lohan. Harta yang digasak mencapai US$ 3 juta.

Para tokoh terkenal itu baru menyadari kehilangan barang-barang berharga mereka beberapa bulan kemudian, saking bertumpuknya harta mereka. Paris Hilton bahkan sempat dirampok beberapa kali dan tak pernah menyadari ada barangnya yang sudah beredar di antara para penadah.

Sutradara Sofia Coppola kemudian mengangkatnya menjadi film dengan catatan bahwa film ini bukan “based on true story” (berdasarkan kisah nyata), melainkan “based on actual events” (berdasarkan peristiwa nyata). Coppola mengambil sumsum peristiwa ini dan membuatnya sebagai sebuah dunia rekaan dengan nama-nama baru: Rebecca Ahn (Katie Chang), Marc Hall (Israel Broussard), Nicki Moore (Emma Watson), Chloe Tainer (Claire Julien), dan Sam Moore (Taissa Farmiga).

Film ini dimulai dengan adegan long shot sekelompok bayang-bayang yang mengendap di sebuah rumah berdinding kaca berukuran istana. Perlahan kamera menyorot wajah mereka: gerombolan anak SMA. Mereka mengambil kunci di bawah keset dan menggerayangi isi rumah: membuka lemari demi lemari, rak sepatu satu per satu, dan lemari perhiasan yang bergelimang cahaya. Mereka juga ke ruang tamu yang lebih mirip “museum narsisisme” Paris Hilton, yang memajang semua fotonya sebesar tembok, di bantal, di karpet, di mana-mana.

Untuk sesaat, kita tak tahu apakah Sofia Coppola sebetulnya mengajak penonton untuk ikut-ikutan mengintip--dan ikut menertawai narsisisme para selebritas seperti Paris Hilton--atau dia ingin menceritakan obsesi sekelompok remaja terhadap ketenaran dan kemewahan Hollywood. Sudah jelas mereka tak tertarik pada film atau serial televisi para korban perampokan ini. Mereka lebih tertarik dan hafal merek tas atau sepatu atau kacamata yang ditargetkan untuk dicolong.

Lebih jauh lagi, kita menyaksikan pola adegan yang terstruktur: anak-anak ini seperti gatal mau merampok salah satu rumah bintang Hollywood; mereka mengecek di Internet apakah bintang tersebut sedang di luar kota atau luar negeri; dan setelah itu bereslah mereka menggerayang dan mengambil berbagai harta benda mewah, yang sebagian mereka kenakan dan sebagian lagi dijual, lalu berpesta, menyerot kokain. Lantas, beberapa pekan kemudian, mereka gatal lagi, merampok lagi, berpesta lagi, menyerot kokain lagi, dan berfoto-foto, untuk kemudian dipajang di Facebook serta media sosial lainnya. Semua perampokan itu terjadi begitu mudah dan secara mengejutkan baru ketahuan setahun setelah mereka beroperasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Coppola sama sekali tak tertarik memperlihatkan psikologi sosial mengapa anak-anak remaja ini bisa serusak itu. Dia menggambarkan rentetan peristiwa untuk memperlihatkan bagaimana sekelompok anak-anak merasa berhak merampas; dan bagaimana mereka tak memiliki kemampuan untuk membedakan yang salah dan yang benar, apalagi untuk menyesali perbuatannya.

Kita tak diberi latar belakang gerombolan ini, kecuali tokoh Nicki Moore--yang diberi gambaran tumbuh dengan seorang ibu yang begitu pretensius akan aliran New Age. Meski tokoh Rebecca Ahn (Katie Chang) adalah bos dan sosok yang selalu mengorganisasi rumah yang menjadi target perampokan, tokoh Nicki-lah yang malah menjadi pusat perhatian penonton. Bukan hanya karena tokoh ini diperankan Emma Watson, melainkan juga karena dialah yang paling mewakili kepalsuan Hollywood dan sangat lihai menggunakan kamera. Begitu mereka semua tertangkap dan diseret ke pengadilan, betapa jagonya Nicki berbicara di hadapan kamera menunjukkan bahwa dia sama sekali tak sadar selama perampokan dan diseret-seret kawan dari lingkungan yang buruk.

Sofia Coppola, yang sering sekali menunjukkan karakter yang teralienasi--Lost in Translation, Marie Antoinette, Somewhere--kali ini memperlihatkan kehidupan “plastik” Hollywood. Jauh sebelum revolusi Internet dan media sosial, Hollywood sudah melahirkan banyak orang gila. Dengan adanya Internet yang membuat para selebritas tak lagi berjarak dengan penggemarnya, kegilaan itu sudah mencapai puncak. Film yang akan beredar di Indonesia ini adalah karya Coppola yang paling satiris sekaligus menyedihkan.

Leila S. Chudori

The Bling Ring

Sutradara: Sofia Coppola

Skenario: Sofia Coppola

Pemain: Emma Watson, Katie Chang, Israel Broussard, Taissa Farmiga, Claire Julien, Georgia Rock, Leslie Mann

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

11 jam lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

2 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

3 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

5 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

7 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

9 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

9 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

11 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

11 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

13 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.