Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dallas, Hollywood, dan Matthew McConaughey  

Oleh

image-gnews
Poster film Dallas Buyers Club
Poster film Dallas Buyers Club
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-Untuk pertama kali, aktor Matthew McConaughey dinominasi sebagai Aktor Terbaik Academy Awards 2013 dan berhasil menyingkirkan empat saingannya yang berat.

***

Mengapa Matthew McConaughey bisa melibas Leonardo DiCaprio? Mengapa anggota Academy lebih memilih seorang aktor yang memerankan seorang koboi Texas yang menjalani kehidupan seks bebas dan homophobic daripada seorang aktor yang memerankan pialang saham yang menipu dan hidup dengan gaya hedonistik?

Mungkin kita perlu sekali lagi menyaksikan film Wolf of Wallstreet (Martin Scorsese) dan Dallas Buyers Club. Film Dallas Buyers Club, seperti juga Wolf if Wallstreet dan sebagian besar film yang masuk nominasi Academy Awards 2013 (Philomena, 12 Years a Slave, American Hustle, Captain Phillips) berdasarkan atau terinspirasi oleh peristiwa atau tokoh nyata. Dallas Buyers Club adalah  kisah tentang Ron Woodroof (Matthew MacConaughey), seorang tukang listrik dari Texas yang gemar berjudi dan bermain rodeo, seks dengan siapa saja, di mana saja, tanpa kondom, tanpa rasa jeri pada penyakit apapun. Saat itu masih tahun 1985. Jadi ketika Ron dinyatakan oleh dokter Sevard (Denis Ohare) dan dokter Eve (Jennifer Gardner) bahwa dia mengidap HIV, Ron serta merta melecehkan ucapan itu karena bagi dia dan kawan-kawannya yang picik, hanya kaum homoseksual saja yang bisa terkena virus tersebut. Dia tetap melanjutkan gaya hidupnya: menenggak alkohol, narkoba, seks meski para dokter sudah menyatakan usianya hanya tinggal 30 hari.

Pada akhirnya karena  tubuhnya yang tersisa tulang dan kulit yang hampir tak bisa berfungsi, Ron menyerah dan kembali kepada dokter-dokter yang mendiagnosenya. Sayang dia tak bisa masuk dalam program eksperimen pengobatan yang tengah mereka selenggarkan. Ron menyogok pesuruh rumah sakit untuk menyuplai AZT, satu-satunya pengobatan HIV yang tersedia saat itu. Dia merasa AZT tak membantunya. Dia mencari alternatif ke Meksiko menemui seorang dokter eksentrik yang meracik obat-obatannya obat-obatan yang lebih alamiah. Ajaib, dia merasa lebih baik dan obat-obatan itu memperpanjang hidupnya.

Dari titik ini, kita menyadari sutradara Kanada Jean-Marc Vallée memperlihatkan perubahan karakter Ron, dari seorang lelaki yang homophobic dan seeenaknya, akhirnya mulai menggunakan hatinya saat berbicara dan bertindak. Dia berkenakan dengan seorang waria Rayon (Jared Leto) yang juga tengah berjuang mempertahankan hidupnya. Bayangkan Ron, seorang prototip redneck dari selatan Amerika, yang semula jijik melihat Rayon akhirnya perlahan menyadari bahwa pada akhirnya mereka semua manusia yang sama: yang bisa runtuh karena dihajar virus.

Mereka berdua sepakat berbisnis. Ron membeli obat-obatan dari dokter nyentrik di meksiko—dengan segala risiko di perbatasan—dan bersama Rayon, mereka menjualnya kepada klub para pasien yang disebut Dallas Buyers Club. Para pasien cukup membayar U$ 400 untuk keanggotaan selamanya dan obat-obatan diperoleh gratis. Bisa dibayangkan antre yang begitu panjang di ruangan motel tempat mereka berbisnis itu. Ron bukan saja berhasil dalam bisnis di bawah tanah, tetapi dia menjadi orang yang dianggap sebagai ancaman besar bagi perusahan farmasi raksasa yang ingin membuat AZT kelak sukses sebagai obat resmi HIV.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jared Leto sudah jelas mutiara dalam film ini yang berhasil menjadi satu-satunya alasan kita memiliki jeda: tersenyum, tertawa dan menikmati karakternya yang manis dan kenes tanpa berlebihan. Sejak awal, sudah jelas Jared Leto adalah jagoan yang dielukan akan memperoleh Academy Awards untuk kategori Peran Pendukung Pria Terbaik. Lalu bagaimana dengan Matthew McConaughey? Mengapa dia bisa menghajar Leonardo DiCaprio yang sudah berkali-kali dinominasikan sebagai Aktor Terbaik itu?

Sejak empat tahun terakhir,McConaughey mengalami sebuah metamorfosa. Setelah berkubang di dalam berbagai film komedi romantik, McConaughey mulai memilih film-film yang cerdas seperti  The Lincoln Lawyer (2011) sebagai pengacara yang berkantor di dalam mobilnya;  film independen Killer Joe (2011), Mud (2012) dan  The Wolf of Wall Street (2013). Dia berubah dari seorang aktor yang bertumpu pada kelezatan fisik menjadi aktor serius yang memilih film bukan berdasarkan besarnya peran dia dalam film itu, tetapi tantangan seni peran yang ditawarkan padanya. Tokoh Ron yang kurang ajar dan anti-hero pada awal film ini perlahan berkembang menjadi tokoh yang simpatik bagi penonton. Dan Matthew McConaughey menangkap jiwa Ron Woodroof dengan bagus. Bahwa dia menggerus berat tubuhnya hingga 20 kilogram adalah satu hal—di Hollywood tuntutan seperti ini adalah hal lazim—tetapi lebih penting lagi adalah penonton menyaksikan perubahan karakter itu.

Sementara tokoh Jordan Belfort yang diperankan Leonardo DiCaprio adalah antihero yang tak pernah menyesal dengan apa yang dilakukannya, meski dia sudah membayar ongkos kelakuannya di dalam penjara. Bagaimana bisa anggota Academy Awards yang konservatif itu jatuh hati pada sosok seperti ini, sebagaimanapun dahsyatnya penampilan Leonardo?

Karena itu, dua aktor dalam film ini, Matthew McConaughey dan Jared Leto  terpilih dan berhasil melibas para nomine Aktor Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik Academy Awards yang baru saja diumumkan pekan lalu.  Itulah Oscar. Itulah Hollywood. Dan itulah Amerika.

 Leila S.Chudori


DALLAS BUYERS CLUB
Sutradara        : Jean-Marc Vallée
Skenario          : Craig Borten dan Melisa Wallack
Pemain            : Matthew McConaughey, Jared Letto, Jennifer Garner, Denid O’Hare

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

2 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

3 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

4 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

7 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

9 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

10 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

11 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

12 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

13 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

14 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.