Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Malam di Jakarta

Oleh

image-gnews
Poster film Selamat Pagi Malam
Poster film Selamat Pagi Malam
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-   Hanya satu malam di Jakartapun bisa mengubah  jiwa kita. Cukup dalam satu malam, ada sesuatu yang tersimpan dalam lipatan kota ini yang kemudian menyelinap begitu saja ke dalam tubuh kita yang lelap, dan segalanya berubah.  Satu malam saja.

Itu yang terjadi pada Gia, Indri dan Ci Surya. Juga kepada sisa penduduk Jakarta yang lain.

Gia (Adinia Wirasti), Indri (Ina Panggabean) dan Ci Surya (Dayu Wijayanto) adalah tiga perempuan Jakarta yang tak saling mengenal, masing-masing  menyusuri lipatan Jakarta, dan  tenggelam dalam gelapnya malam, untuk kemudian meninggalkannya di suatu pagi.

Setelah lama menetap di New York, Gia kembali ke Jakarta dan menemukan masyarakat dan kota yang berubah bentuk dan tingkah laku. Harapannya untuk bertemu kekasihnya selama di New York dulu, Naomi (Marissa Anita) akhirnya terpenuhi. Tetapi jarak dan waktu serta aura kota Jakarta ternyata telah membuat hubungan keduanya berubah.

Indri, seorang penjaga handuk tempat latihan kebugaran merasa hidupnya datar . Untuk membuat hidupnya lebih menarik, dia mencoba berkenalan dengan seorang pria melalui chatting room melalui ponsel yang dibelinya secara cicilan. Dari perjanjian pertemuan dengan sang pria, Indri kemudian akhirnya secara tak sengaja justru terdampar pada hubungan sekilas yang lain.

Ci Surya yang baru saja berduka karena kematian suaminya menemukan jejak  suaminya yang menyedihkan. Koh Surya mempunyai kekasih lain, seorang penyanyi bar bernama Sofia (Dira Sugandi).  Sore itu, Ci Surya berbenah diri, menyusuri Jakarta ke tempat suaminya biasa menghibur diri.

Tiga perempuan, tiga kisah di dalam satu Jakarta yang gelap. Film kedua sutradara Lucky Kuswandi  (Madame X) kali ini berkisah dengan sederhana tentang sebuah kota besar yang kita kenal fisiknya, tetapi tak akan pernah kita selami jiwanya. Jakarta terdiri dari ratusan lapis, ribuan pori-pori, dan kita selalu saja terkejut menemukan sepetak atau sepotong tempat yang begitu gelap, basah oleh keringat dan bau amis tetapi entah bagaimana berhasil membebaskan jiwa yang merdeka. Misalnya hotel  busuk di ujung kota  Jakarta.  Bagaimana tempat remang-remang yang bermandikan lampu neon ini bisa mengubah kita?

Keenam aktor itu meyakinkan kita. Sekali lagi, seni peran tak pernah menjadi persoalan bagi Lucky. Kecuali Adinia Wirasti yang sudah dikenal penonton film Indonesia, hampir semua pemain adalah wajah baru. Nyatanya mereka semua tampil asyik dan relaks sembari membawakan cerita tokoh-tokoh yang mereka perankan dengan sangat meyakinkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gia dan Naomi (diperankan oleh Adinia Wirasti dan Marisa Anita yang bersinar) sepasang kekasih yang sudah pasti tak mungkin hidup bersama lagi karena Jakarta yang begitu “Indonesia”. Gia adalah prototip anak muda Indonesia dari New York yang bohemian dan geli melihat tingkah laku geng Jakarta Naomi.  Indri perlahan-lahan mengenal seorang Faisal (Trisa Teandesa) hingga matahari muncul ; sedangkan Ci Surya yang masuk dan mengamati bar tempat suaminya menemui sang kekasih itu justru akhirnya tertarik untuk mengetahui mengapa ceruk Jakarta yang begitu bacin menjadi magnet bagi lelaki.

Meski ini kisah satu malam, Lucky menggunakan sebuah kaca pembesar dan menyorot tiga perempuan ini dengan jujur dan intens. Dialog yang berloncatan dari setiap tokoh segar dan penuh humor. Dari mata Gia kita melihat kumpulan kelas atas Jakarta yang bergelimang harta, superfisial   dan narsisistik.  Lihat  tingkah laku mereka di kafe lengkap dengan dialog operasi plastik dan  narsisistik dan merasa berhak untuk memperoleh apa saja yang diinginkan. Naomi, dengan segala resistansi, menjadi bagian dari pesta hipokrit kalangan atas Jakarta dan hanya bisa diselamatkan oleh kehadiran Gia yang jujur dan relaks dengan identitasnya.

Dialog antara tokoh Indri dengan si Om  Davit  yang dikenalnya dari chatting room  hingga pertemuannya dengan Faisal menjadi segitiga yang lucu dan segar. Penampilan Paul Agusta (ya si David dengan huruf “T”) bersama Ina Panggabean ini adalah elemen humor dari seluruh malam di Jakarta yang kelam.  Ini segmen yang sangat dibutuhkan karena sesudahnya, kita akan bertemu dengan segmen Ci Surya, bagian perih yang paling mewakili sosok Jakarta.  Bagian yang menyajikan sosok penyanyi Sofia  yang merupakan representasi Jakarta yang paradoksal: montok, berpupur dan bergincu, kelap kelip disiram cahaya lampu neon, cantik menggoda sekaligus penuh luka.  Pada titik inilah saya kemudian kembali percaya bahwa genre drama dalam film Indonesia masih ada dan masih bisa dikelola dengan baik.

Adalah  bagian ini yang menjadi benang yang menautkan seluruh tiga cerita menjadi akhir perjalanan di sebuah pagi yang “malam”. Adalah bagian ini yang kemudian membawa para tokohnya, sekaligus penonton, yang sudah tertawa dan asyik menyaksikan 90 menit penduduk Jakarta lantas terhenyak ketika mendengarkan lagu Pergi untuk Kembali (karya Minggoes Tahitoe yang dipopulerkan Melky Goeslaw tahun 1974) yang dinyanyikan Sofia dengan nada balada yang perlahan menggerogot hati. Adegan ini mengingatkan kita pada aktris Carey Mulligan menyanyikan lagu New York, New York dalam film Shame itu—balada  tanpa iringan musik. Sebuah lagu yang menggambarkan seluruh film : “....Bulanpun bersinar, betapa indahnya/ Namun menambah kepedihan.”

Demikian yang telah disajikan Lucky Kuswandi: sesuatu yang indah tentang Jakarta, yang sekaligus menambah kepedihan.

Leila S Chudori

SELAMAT PAGI, MALAM
Sutradara dan Skenario      :
Lucky Kuswandi

Pemain                                    : Adinia Wirasti, Marisa Anita, Dayu Wijayanto, Ina Panggabean, Trisa Teandesa
Produksi                                 :
PT Kepompong Gendut dan Soda Machine


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

1 jam lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

Film Godzilla x Kong: The New Empire tayang pada 27 Maret 2024


5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

8 jam lalu

High School Musical. Dok. Disney+ Hotstar
5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

Daftar film Disney yang memiliki lagu ikonik tak terlupakan yang cocok untuk bernostalgia bersama keluarga dan sahabat.


8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

1 hari lalu

Sederet film Indonesia yang tayang di bioskop akan tayang di Netflix pada 2024. Dok. Netflix
8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

Tahun ini, Netflix menargetkan lebih dari 50 film Indonesia yang tayang di bioskop untuk masuk ke dalam platform, berikut 8 di antaranya.


Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

3 hari lalu

Don Lee atau Ma Dong Seok dalam film The Roundup: Punishment. Dok. ABO Entertainment
Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

Cerita film The Roundup: Punishment berpusat detektif Ma Seok do (Ma Dong Seok) yang bergabung dengan Tim Investigasi Siber


Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

5 hari lalu

The Tearsmith. Foto : Imdb
Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

Netflix mengumumkan tanggal tayang The Tearsmith, pada 4 April 2024


4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

6 hari lalu

Film Road House yang tayang di Prime Video. (dok. Prime Video)
4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

Road House (2024) merupakan konsep ulang dari film klasik tahun 1989 yang berjudul sama


10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

7 hari lalu

Poster Badarawuhi di Desa Penari. Foto: Instagram.
10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

Ada beberapa film di bioskop terbaru yang cocok Anda tonton. Di antaranya ada Godzilla x Kong: The New Empire hingga Badarawuhi.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

7 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.


Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

8 hari lalu

Reza Rahadian dan BCL dalam film My Stupid Boss.  foto: dok. Falcon Pictures
Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

Selain Dian Sastro dan Nicholas Saputra, Indonesia punya pasangan aktor Reza Rahadian dan BCL yang kerap dipasangkan dalam film.


Yoo Seung Ho Tampil dalam Video Musik Day6 Welcome to the Show

9 hari lalu

Yoo Seung Ho. (Instagram/@yg_stage)
Yoo Seung Ho Tampil dalam Video Musik Day6 Welcome to the Show

Aktor Korea Selatan Yoo Seung Ho muncul dalam video musik Day6, Welcome to the Show